Alasan Desain yang Kurang Menarik
Daihatsu Tanto, sebuah kei car yang diperkenalkan di Jepang, menjadi sorotan ketika PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengumumkan bahwa mereka tidak akan membawa model ini ke Indonesia. Amelia Tjandra, Marketing Director ADM, menjelaskan bahwa desain boxy Tanto tidak mendapatkan respons positif dari konsumen Indonesia.
Desain mobil di Indonesia cenderung lebih mengedepankan aspek estetika yang sporty dan dinamis. Banyak konsumen yang beranggapan bahwa mobil dengan desain kotak kurang menarik dan tidak sesuai dengan selera mereka. Ini menjadi salah satu faktor utama yang mengakibatkan Tanto tidak diluncurkan di pasar Indonesia.
Karakteristik Pasar Indonesia
Amel, sapaan akrab Amelia, menegaskan bahwa karakteristik orang Indonesia mengarah pada kebutuhan akan mobil yang lebih modern dan menarik. Dalam beberapa tahun terakhir, tren desain mobil telah berubah, dan konsumen lebih memilih kendaraan yang tidak hanya fungsional tetapi juga menarik secara visual. Keputusan untuk tidak membawa Tanto adalah langkah strategis yang didasarkan pada analisis pasar yang mendalam.
Sebelum mengambil keputusan, ADM melakukan survei dan riset pasar untuk memahami preferensi konsumen. Hasilnya menunjukkan bahwa model dengan desain yang lebih ramping dan aerodinamis lebih diterima oleh masyarakat.
Fitur dan Teknologi yang Tidak Cukup Menarik
Walaupun Tanto dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, seperti teknologi Smart Assist dan mesin turbocharged berkapasitas 660 cc, hal ini tidak cukup untuk menarik perhatian konsumen. Meskipun performa Tanto setara dengan mesin 1.000 cc, daya tarik desain tetap menjadi faktor penentu.
Konsumen Indonesia lebih mengutamakan penampilan dan desain daripada fitur teknis. Oleh karena itu, meskipun Tanto memiliki efisiensi bahan bakar yang baik dan teknologi terbaru, keunggulan tersebut tidak dapat mengalahkan kekurangan dalam desain.