Berita  

Aksi “Indonesia Gelap”: Mahasiswa Menolak Revisi UU TNI, Polri, dan Kejaksaan

Pendahuluan

Pada tanggal 17 Februari 2025, Jakarta menjadi saksi dari demonstrasi besar yang diadakan oleh mahasiswa dari berbagai universitas dalam aksi bertajuk “Indonesia Gelap”. Aksi ini diorganisir oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) untuk mengekspresikan penolakan terhadap rencana revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan. Dalam suasana yang penuh semangat, para mahasiswa berkumpul di kawasan Patung Kuda untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait kebijakan pemerintah yang dianggap semakin jauh dari prinsip keadilan sosial dan demokrasi.

Latar Belakang Aksi

Aksi ini dilatarbelakangi oleh berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat, terutama pemangkasan anggaran pendidikan. Satria, Koordinator BEM SI, menjelaskan bahwa pendidikan adalah hak dasar yang harus dijamin oleh negara. “Pendidikan yang layak sangat penting untuk memastikan akses bagi semua rakyat. Kami tidak ingin kualitas pendidikan menurun hanya karena pemangkasan anggaran,” katanya dengan tegas.

Tuntutan Mahasiswa

Dalam aksi ini, mahasiswa menyampaikan 13 tuntutan yang mencakup:

  1. Menolak Revisi UU TNI, Polri, dan Kejaksaan: Mahasiswa berpendapat bahwa revisi ini akan memperkuat kekuasaan institusi tanpa adanya kontrol yang memadai.
  2. Pemulihan Anggaran Pendidikan: Mereka menuntut agar anggaran pendidikan dikembalikan ke posisinya yang semestinya, sehingga semua rakyat bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
  3. Evaluasi Proyek Strategis Nasional: Mahasiswa meminta agar proyek-proyek yang bermasalah dievaluasi secara menyeluruh untuk memastikan tidak merugikan masyarakat.
  4. Penolakan Terhadap Revisi UU Minerba: Tuntutan ini berkaitan dengan dampak lingkungan dari eksploitasi sumber daya alam.
  5. Pencabutan Hak Imunitas untuk Aparat Hukum: Mahasiswa menuntut agar tidak ada yang kebal hukum, termasuk aparat penegak hukum.

Suasana Aksi

Suasana di kawasan Patung Kuda sangat ramai. Mahasiswa mengenakan atribut kampus dan membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan seperti “Tolak Revisi UU yang Merugikan Rakyat” dan “Pendidikan adalah Hak Kami”. Suara teriakan dan nyanyian perjuangan menggema, menciptakan atmosfer yang penuh semangat.

Di tengah demonstrasi, Satria mengajak semua peserta untuk tetap tenang dan fokus. “Kita di sini untuk menyampaikan aspirasi, bukan untuk membuat kerusuhan. Suara kita harus didengar,” ungkapnya, disambut oleh sorakan massa.

Tanggapan dari Pihak Berwenang

Pihak kepolisian yang mengawasi jalannya aksi berusaha menjaga ketertiban. Mereka mengingatkan mahasiswa agar tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain. “Kami menghormati hak kalian untuk berdemonstrasi, tetapi mari kita jaga ketertiban,” kata seorang petugas kepolisian.

Namun, mahasiswa tetap teguh pada pendirian mereka. Mereka menegaskan bahwa hak untuk bersuara adalah bagian integral dari demokrasi. Salah satu mahasiswa menambahkan, “Kami tidak akan mundur sampai tuntutan kami dipenuhi.”

Dampak Sosial

Aksi “Indonesia Gelap” menarik perhatian tidak hanya mahasiswa, tetapi juga masyarakat luas. Di media sosial, banyak netizen yang mendukung gerakan mahasiswa ini dengan menyebarkan informasi dan menyuarakan pendapat mereka. Hashtag #IndonesiaGelap menjadi trending topic, mencerminkan dukungan yang kuat dari masyarakat.

Beberapa tokoh masyarakat juga memberikan dukungan kepada mahasiswa. Mereka mengingatkan bahwa suara generasi muda sangat penting dalam menentukan arah kebijakan publik. “Suara kalian adalah harapan untuk masa depan bangsa. Teruslah berjuang,” ucap salah satu aktivis.

Penutup

Aksi “Indonesia Gelap” yang dilakukan oleh mahasiswa di Jakarta menunjukkan bahwa generasi muda semakin sadar akan hak-hak mereka dan berani untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Dengan semangat dan determinasi, mereka berhasil menarik perhatian publik dan membuka dialog tentang isu-isu yang krusial bagi masyarakat.

Melalui aksi ini, diharapkan pemerintah dapat mendengarkan suara rakyat dan mengambil langkah-langkah yang lebih baik untuk masa depan bangsa. Generasi muda adalah harapan Indonesia, dan dengan bersuara, mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang positif.

Exit mobile version