banner 728x250

Elon Musk Mundur dari Gedung Putih: Antara Mesin Pemerintahan dan Mesin Kapitalisme

Illustrasi Trump Meninggalkan Gedung Putih
banner 120x600
banner 468x60

Washington, D.C. — Kabar mengejutkan datang dari jantung politik Amerika Serikat. Elon Musk, pengusaha visioner yang pernah menggemparkan dunia dengan ambisi kolosal menuju Mars, kini dikabarkan mundur dari kehadiran fisiknya di Gedung Putih. Pria yang pernah menjadi juru selamat birokrasi Amerika melalui Department of Government Efficiency (DOGE) ini tampaknya memilih kembali ke akar utamanya: teknologi dan kapitalisme.

Keputusan ini terkonfirmasi lewat pernyataan Susie Wiles, Kepala Staf Gedung Putih, yang menyebut bahwa meski Musk tak lagi hadir secara fisik, pengaruh dan arahannya tetap terasa. “Saya bicara di telepon dengannya, dan efeknya tetap besar,” ungkap Wiles kepada pers. Ini seperti menyiratkan bahwa keberadaan Musk tak dibatasi oleh ruang, selama ide-idenya masih menggerakkan roda kebijakan.

banner 325x300

Musk bukan figur asing di dunia politik. Dalam era pemerintahan Presiden Trump, dia tidak sekadar jadi penasihat informal, tapi bahkan punya akses langsung ke Oval Office dan masuk ke lingkaran kekuasaan paling eksklusif. DOGE adalah entitas yang nyaris seperti startup birokrasi—berbasis efisiensi, digerakkan oleh angka, dan didukung oleh visi radikal. Sementara itu, keberadaan Musk di Air Force One, kadang ditemani sang anak kecil, menyiratkan bahwa ia bukan sekadar penasihat, tetapi juga simbol dari pergeseran politik Amerika ke arah teknokrasi.

Namun masa bulan madunya dengan Gedung Putih mulai meredup ketika Tesla, perusahaan otomotif listrik andalannya, mengalami kemunduran. Pada kuartal pertama 2025, Tesla melaporkan penurunan pendapatan signifikan—turun 9% menjadi USD 19,34 miliar, dan lebih mengejutkan lagi, pendapatan bersih anjlok hingga 71%. Ini membuat Musk mengambil keputusan strategis: memusatkan kembali energinya ke dunia bisnis.

“Sekarang setelah pekerjaan utama mendirikan DOGE selesai, saya mengalokasikan lebih banyak waktu untuk Tesla,” ungkap Musk dalam pernyataan publik. Ia bahkan menyebut akan memangkas keterlibatannya dalam DOGE mulai Mei 2025, meski tetap menjanjikan akan meluangkan satu atau dua hari per minggu untuk urusan pemerintahan.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah pemerintah bisa diselamatkan oleh seorang inovator tunggal? Atau justru kehadiran Musk hanyalah eksperimen sementara, layaknya MVP (minimum viable product) dalam startup? DOGE hingga kini belum merilis data transparan soal penghematan atau dampak kebijakan yang telah dilakukan. Banyak pihak skeptis menilai bahwa proyek ini lebih simbolik daripada substansial.

Namun tak bisa dipungkiri, Musk adalah anomali. Ia bukan politisi, tapi masuk lebih dalam ke jantung kekuasaan daripada banyak senator. Ia bukan birokrat, tapi berbicara tentang reformasi pemerintah dengan bahasa algoritma dan efisiensi sistemik.

Kini, dengan langkah mundur dari Gedung Putih, Musk kembali ke laboratorium besar bernama dunia bisnis. Tapi apakah ini berarti akhir dari petualangannya di ranah politik? Tidak juga. Sumber dalam menyebut bahwa Musk masih tertarik untuk terlibat, terutama jika pemerintahan Trump lanjut ke periode berikutnya.

Susie Wiles menutup pernyataannya dengan tegas, “Ia belum meninggalkan semuanya. Ia hanya sedikit mundur.” Seperti orbit satelit, Musk mungkin tampak menjauh, tetapi tetap berada dalam gravitasi pemerintahan Amerika Serikat. Dan seperti biasa, dia meninggalkan misteri: apakah ini hanyalah fase jeda sebelum masuk kembali dengan gebrakan baru?

banner 325x300