banner 728x250
Berita  

Tragisnya Pesta Miras: Seorang Pria Tewas di Makassar

banner 120x600
banner 468x60

Latar Belakang Kejadian

Makassar, 9 Juni 2025 – Sebuah insiden tragis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, ketika seorang pria berusia 29 tahun, RD, ditangkap setelah menikam temannya, AE, hingga tewas. Kejadian ini mengungkapkan betapa cepatnya situasi bisa berubah dari momen kebahagiaan menjadi tragedi, hanya karena sebuah kesalahan kecil di tengah pesta minuman keras.

Kejadian ini berlangsung saat mereka merayakan Hari Raya Idul Adha dengan pesta miras di rumah RD. Insiden yang tampaknya sepele ini menjadi sorotan publik, menggambarkan dampak buruk dari konsumsi alkohol yang tidak terkendali.

banner 325x300

Kronologi Peristiwa

Pada malam kejadian, RD, AE, dan beberapa teman lainnya berkumpul di rumah RD di Jalan Inspeksi Kanal, Kecamatan Manggala. Mereka merayakan hari besar tersebut dengan minuman tuak. Suasana awalnya ceria, tetapi ketika AE tanpa sengaja menyenggol gelas RD, minuman tuak tersebut tumpah.

Kejadian ini menjadi bahan lelucon di antara mereka, tetapi RD merasa tersinggung. Dalam keadaan emosional, ia menyimpan dendam dan menunggu kesempatan untuk membalas. Situasi ini menunjukkan bagaimana emosi dapat memicu tindakan yang tidak terduga.

Insiden Penikaman

Setelah beberapa saat, ketika suasana mulai tenang dan banyak teman-teman mereka pulang, RD mengambil badik dan menikam AE sebanyak dua kali, mengenai punggung dan dada. Korban tidak bisa melawan dan terjatuh. Warga yang mendengar teriakan segera berusaha memberikan pertolongan dengan membawa AE ke rumah sakit, tetapi sayangnya, nyawa AE tidak dapat diselamatkan.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menjelaskan bahwa tindakan RD sangat disayangkan dan tidak bisa diterima. “Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya pengendalian emosi dalam situasi sosial,” ujarnya.

Penangkapan Pelaku

Setelah menikam AE, RD melarikan diri ke Kabupaten Jeneponto. Namun, pihak kepolisian yang mendapatkan informasi tentang keberadaan pelaku segera melakukan pengejaran. Pada 7 Juni 2025, RD berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya.

Dalam penangkapan tersebut, polisi juga menyita barang bukti berupa badik yang digunakan untuk menikam korban. Kapolrestabes menjelaskan bahwa penangkapan ini menunjukkan komitmen pihak kepolisian dalam menegakkan hukum.

Barang Bukti yang Disita

Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita barang bukti lainnya, termasuk pakaian yang dikenakan oleh RD dan AE saat kejadian. Barang-barang ini akan digunakan sebagai bukti dalam proses hukum. Penemuan barang bukti ini sangat penting untuk mendukung penyelidikan lebih lanjut.

Kapolrestabes menegaskan bahwa mereka akan memastikan semua bukti diperiksa dengan cermat. “Kami berkomitmen untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya,” tambahnya.

Proses Hukum Pelaku

RD kini dihadapkan pada Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Ancaman hukuman yang dihadapinya maksimal 15 tahun penjara. Proses hukum ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi keluarga korban dan juga menjadi pengingat bagi masyarakat akan bahaya yang bisa timbul dari tindakan kekerasan.

Pihak kepolisian menekankan pentingnya pengendalian emosi dan kesadaran akan dampak dari alkohol. “Kami berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam bersosialisasi,” ujar Kombes Arya.

Tanggapan Masyarakat

Kejadian ini mengejutkan banyak warga sekitar. Banyak yang tidak menyangka bahwa sebuah pesta yang seharusnya menyenangkan bisa berujung pada tragedi. Beberapa warga mengungkapkan keprihatinan mereka dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang.

“Ini adalah pelajaran bagi kita semua. Kita harus lebih berhati-hati dalam bersosialisasi dan mengontrol emosi, terutama saat mengonsumsi alkohol,” ungkap salah satu warga yang menyaksikan kejadian tersebut.

Upaya Preventif oleh Pihak Kepolisian

Kapolrestabes Makassar menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan sosialisasi mengenai bahaya mengonsumsi miras secara berlebihan. Selain itu, mereka juga berencana untuk melakukan pengawasan lebih ketat di lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat pesta miras.

“Kami ingin menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua, dan mengurangi angka kekerasan yang disebabkan oleh alkohol,” jelas Kombes Arya.

Pentingnya Pengendalian Emosi

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya pengendalian emosi dalam setiap interaksi sosial. Tindakan impulsif sering kali dapat membawa dampak yang fatal. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk belajar mengelola emosi dan berkomunikasi dengan baik.

“Ketika emosi sudah terlanjur memuncak, sering kali kita tidak bisa berpikir jernih. Ini yang harus kita hindari,” kata seorang psikolog yang dimintai pendapat.

Harapan untuk Masa Depan

Keluarga AE berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Mereka ingin agar masyarakat lebih sadar akan dampak buruk dari tindakan kekerasan dan penggunaan alkohol yang berlebihan. “Kami ingin keadilan untuk anak kami, tetapi kami juga berharap ini tidak terulang pada orang lain,” ungkap salah satu anggota keluarga korban.

Dengan penegakan hukum yang tegas dan kesadaran masyarakat yang meningkat, diharapkan kejadian seperti ini bisa diminimalisir di masa depan. Pihak kepolisian juga menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dan aparat dalam menjaga keamanan lingkungan.

Penutup

Insiden tragis ini adalah pengingat bahwa kehidupan bisa berubah dalam sekejap. Sebuah pesta yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan berakhir dengan tragedi yang menyedihkan. Mari kita semua belajar dari peristiwa ini dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis, di mana kekerasan tidak memiliki tempat.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan