Jakarta, 16 September 2025 — Ketegangan panjang soal masa depan TikTok di Amerika Serikat akhirnya berakhir dengan sebuah kesepakatan penting. Pemerintah AS dan China menyetujui kerangka perjanjian yang memungkinkan aplikasi video pendek itu tetap beroperasi di pasar Amerika, sekaligus menjawab isu sensitif tentang keamanan data dan kepemilikan algoritma.
Latar Belakang Ancaman Larangan
TikTok menjadi sorotan sejak 2024 ketika Kongres meloloskan undang-undang yang mewajibkan perusahaan asing asal negara pesaing untuk melepas kendali aplikasinya jika ingin beroperasi di Amerika. Aturan itu lahir dari kekhawatiran bahwa data pengguna bisa diakses oleh pemerintah asing.
Pada Januari 2025, Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS. Sehari setelah dilantik, ia menandatangani larangan sementara bagi TikTok. Aplikasi sempat ditarik dari App Store dan Google Play Store, memicu reaksi keras dari jutaan pengguna. Namun Trump kemudian memberi perpanjangan tenggat divestasi hingga April, lalu Juli, dan terakhir September.
Dengan jumlah pengguna lebih dari 170 juta di Amerika, TikTok dianggap terlalu populer untuk dihentikan begitu saja. Banyak kreator konten, pelaku usaha kecil, bahkan politisi yang bergantung pada platform ini untuk menjangkau audiens.
Isi Kesepakatan Kerangka
Dalam pengumuman resmi di Madrid, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan kesepakatan telah tercapai. TikTok akan tetap beroperasi, tetapi kepemilikan di Amerika dialihkan ke perusahaan lokal. Struktur baru ini dirancang agar pemerintah AS bisa memastikan perlindungan data warganya.
Isu utama adalah algoritma dan data. Dari pihak China, pejabat Wang Jingtao menegaskan algoritma TikTok akan tetap dilisensikan. Artinya, algoritma tidak sepenuhnya dilepaskan, melainkan digunakan di bawah perjanjian khusus yang melindungi kepentingan kedua belah pihak.
AS akan memegang kendali penuh atas data pengguna, termasuk penyimpanan, pengelolaan, dan keamanan. Beijing menekankan pentingnya menjaga identitas budaya TikTok, yang dianggap sebagai bagian dari kekuatan lunak mereka di ranah global.
Respons dari Trump dan Xi
Walau kerangka kesepakatan sudah diumumkan, tahap finalisasi belum selesai. Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan berbicara langsung melalui sambungan telepon akhir pekan ini untuk meresmikan detail perjanjian.
Trump sendiri menunjukkan sikap positif. Dalam unggahan di Truth Social, ia menulis bahwa kesepakatan ini akan menyelamatkan aplikasi yang sangat digemari anak muda Amerika. Trump juga menyinggung bahwa solusi ini lebih baik daripada menutup TikTok sepenuhnya karena akan merugikan pengguna.
Xi Jinping sejauh ini belum memberikan pernyataan publik, namun diplomat China menggambarkan kesepakatan ini sebagai bukti bahwa kedua negara masih bisa menemukan titik temu meskipun berada dalam persaingan global.
Perjalanan Panjang Drama TikTok
Ketegangan soal TikTok telah berlangsung selama beberapa tahun. Washington menilai hukum di China memungkinkan pemerintah setempat mengakses data perusahaan domestik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan badan intelijen AS.
TikTok juga dianggap memiliki algoritma yang sangat kuat dalam memengaruhi pola konsumsi informasi. Beberapa anggota Kongres menyebut algoritma itu berpotensi menjadi alat propaganda. Inilah alasan mengapa larangan total sempat dijadikan opsi meski berisiko menimbulkan reaksi publik yang besar.
Selama sembilan bulan terakhir, ByteDance harus menghadapi tekanan politik dan diplomatik. Sementara di sisi pengguna, banyak yang khawatir kehilangan platform yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dampak dan Arah Baru
Kesepakatan ini membawa arti lebih dari sekadar penyelamatan aplikasi. Bagi Amerika, ini adalah langkah strategis untuk melindungi keamanan nasional tanpa mengorbankan popularitas TikTok. Bagi China, perjanjian ini memastikan bahwa identitas algoritma tetap menjadi milik mereka meskipun ada lisensi untuk penggunaan di luar negeri.
Tahap selanjutnya adalah menentukan perusahaan AS yang akan mengambil alih kepemilikan resmi. Nama-nama besar di sektor teknologi disebut sudah melakukan pendekatan, namun keputusan final akan bergantung pada persetujuan Kongres.
Jika semua berjalan lancar, TikTok akan beroperasi dengan wajah baru. Aplikasi ini akan memiliki pengelolaan data yang berbasis di Amerika, namun tetap membawa algoritma khas yang membuatnya mendunia.
Simbol Kompromi di Era Rivalitas Global
Kesepakatan TikTok menjadi simbol bahwa bahkan di tengah rivalitas besar, kompromi masih mungkin dicapai. Amerika mendapatkan jaminan keamanan, sementara China tetap mempertahankan citra budaya dan teknologi. TikTok berdiri sebagai contoh nyata bagaimana diplomasi, politik, dan teknologi berkelindan di panggung internasional.
