Satu Teks, Awal Segalanya
Sebelum konstitusi, sebelum kabinet, sebelum ada nama “Republik Indonesia”, ada satu hal yang lebih dulu lahir: teks proklamasi.
Inilah naskah pendek yang menyatakan secara resmi bahwa Indonesia tidak lagi dijajah, dan berhak berdiri sebagai negara merdeka.
Dua kalimat.
Ditulis malam-malam.
Dibacakan pagi-pagi.
Tapi dampaknya membentuk seluruh perjalanan bangsa ini.
Situasi Saat Itu
- 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu.
- Indonesia berada dalam kekosongan kekuasaan.
- Para pemuda mendesak agar kemerdekaan segera diproklamasikan, tanpa campur tangan Jepang.
- Soekarno dan Hatta sempat dibawa ke Rengasdengklok untuk mempercepat keputusan.
Malamnya, tanggal 16 Agustus, naskah proklamasi pun disusun di rumah Laksamana Maeda, dengan suasana yang serius tapi penuh semangat.
Siapa yang Menyusun?
- Ir. Soekarno menulis draf tangan.
- Drs. Mohammad Hatta ikut menyempurnakan isinya.
- Sayuti Melik mengetik ulang versi final.
- Ahmad Subardjo menyetujui bentuk akhir.
Mereka tidak butuh izin. Tidak menunggu pengesahan. Yang mereka butuhkan cuma satu hal: keyakinan bahwa Indonesia harus berdiri sendiri.
Ini Dia Teks Proklamasi Asli Republik Indonesia
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17-8-’45
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
Kenapa Teks Ini Jadi Titik Awal?
- Karena inilah pernyataan resmi pertama bahwa Indonesia merdeka.
- Karena tanpa teks ini, tidak ada momen kelahiran Republik.
- Karena ini bukan hasil negosiasi, tapi hasil keputusan sepihak bangsa sendiri.
Fakta Tambahan
- Naskah tulisan tangan Soekarno sempat hilang, lalu ditemukan oleh B.M. Diah dan dikembalikan ke negara puluhan tahun kemudian.
- Versi ketik Sayuti Melik mengalami beberapa penyempurnaan, salah satunya mengubah “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
- Dibacakan pada pagi hari 17 Agustus 1945 di rumah Soekarno, dengan rakyat dan tokoh-tokoh nasional sebagai saksi.
Penutup
Kalau ada satu dokumen yang melahirkan Indonesia, inilah dia.
Semua dimulai dari sini.
Bukan dari pidato, bukan dari perang, bukan dari diplomasi. Tapi dari keberanian untuk menuliskan dan membaca dua kalimat penting di hadapan dunia.
Dari teks ini, Indonesia berdiri.
Dan selama bangsa ini hidup, teks ini akan selalu jadi fondasinya.



















