Dari Jalanan ke Linimasa Digital
Indonesia belum lama ini diguncang demonstrasi besar yang meninggalkan ketegangan antara rakyat dan penguasa. Namun, dari riuhnya aksi jalanan, muncul simbol baru yang kini merajai linimasa media sosial: kampanye 17+8 Tuntutan Rakyat. Poster dan foto profil berwarna pink dan hijau membanjiri Instagram dan X, menjadikan dua warna itu bukan hanya estetika, tetapi bahasa solidaritas yang menyatukan warganet.
Gerakan ini dipopulerkan oleh influencer dan figur publik seperti Andovi da Lopez, Jerome Polin, Salsa Erwina, Fathia Izzati, hingga Andhyta Utami. Dukungan mereka membuat pesan cepat viral, mengikat perhatian generasi muda yang biasanya skeptis pada politik formal.
Isi Tuntutan yang Terstruktur
Kampanye ini menyatukan 25 poin aspirasi yang dibagi menjadi 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang.
17 Tuntutan Jangka Pendek
- Tarik TNI dari urusan sipil dan hentikan kriminalisasi demonstran.
- Bentuk tim investigasi independen untuk kasus kematian Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan korban lain.
- Bekukan kenaikan gaji DPR dan batalkan fasilitas pensiun seumur hidup.
- Publikasikan secara rutin transparansi anggaran DPR.
- Badan Kehormatan DPR bekerja sama dengan KPK mengusut aset mencurigakan.
- Partai politik menindak kader yang bertindak tidak etis.
- Partai politik menyatakan komitmen berpihak kepada rakyat.
- Kader DPR aktif berdialog dengan mahasiswa dan masyarakat sipil.
- Polisi membebaskan seluruh demonstran yang ditahan.
- Hentikan kekerasan aparat dan jalankan prosedur standar.
- Adili aparat dan komandan yang melanggar HAM.
- Kembalikan TNI ke barak.
- Tegakkan disiplin internal agar TNI tidak mengambil alih tugas Polri.
- Tegaskan komitmen publik bahwa TNI tidak akan memasuki ruang sipil dalam krisis demokrasi.
- Pastikan upah layak bagi guru, tenaga kesehatan, buruh, dan ojek online.
- Ambil langkah darurat mencegah PHK massal dan lindungi pekerja kontrak.
- Dialog resmi dengan serikat buruh terkait upah minimum, kontrak, dan outsourcing.
8 Tuntutan Jangka Panjang
- Reformasi menyeluruh di DPR dengan audit independen.
- Reformasi partai politik dan kewajiban membuka laporan keuangan publik.
- Rancang sistem perpajakan yang lebih adil.
- Sahkan RUU Penyitaan Aset Koruptor.
- Perkuat independensi KPK serta perketat hukuman bagi koruptor.
- Reformasi kepolisian agar profesional dan humanis.
- Pastikan TNI tetap berada di barak.
- Evaluasi kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan secara menyeluruh.
Daftar ini menegaskan bahwa 17+8 tidak sekadar ekspresi spontan, melainkan agenda politik sipil yang sistematis.
Pink dan Hijau: Simbol yang Menceritakan Kisah
Di balik viralitasnya, pink dan hijau memiliki kisah yang menggetarkan.
- Pink merepresentasikan keberanian yang lahir dari empati. Sosok ibu berhijab pink yang berdiri di garis depan aksi 28 Agustus menjadi ikon yang kemudian dikenal sebagai Brave Pink. Ia menegaskan bahwa keberanian rakyat bisa hadir tanpa kekerasan, melainkan melalui kasih sayang yang teguh.
- Hijau membawa makna harapan dan reformasi. Tragedi yang menimpa Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berjaket hijau, menjadikan warna ini simbol pengorbanan. Warganet menyebutnya Hero Green, pengingat bahwa perjuangan rakyat selalu memiliki harga yang harus dibayar.
Kombinasi dua warna ini menyampaikan pesan sederhana namun kuat: rakyat menuntut perubahan, tetapi dengan semangat empati dan harapan.
Dampak Sosial dan Politik
Fenomena mengganti foto profil dengan warna pink dan hijau memperlihatkan cara baru rakyat membangun solidaritas. Tindakan sederhana ini menciptakan identitas kolektif yang memperkuat gaung aspirasi.
Dari sisi politik, 17+8 menempatkan pemerintah di posisi sulit. Tuntutan jangka pendek bersifat mendesak, khususnya terkait HAM, transparansi DPR, dan perlindungan pekerja. Sementara itu, tuntutan jangka panjang menuntut reformasi struktural yang selama ini sering macet. Jika pemerintah lamban merespons, potensi eskalasi aksi massa akan semakin besar.
Namun, bila ada langkah nyata, 17+8 dapat menjadi momentum memperbaiki hubungan negara dengan rakyat. Gerakan ini bisa bertransformasi dari tekanan politik menjadi pintu masuk menuju reformasi yang lebih sehat.
Penutup
Kampanye 17+8 Tuntutan Rakyat telah membuktikan bahwa simbol visual mampu menyatukan suara publik. Pink bukan hanya soal kelembutan, tetapi keberanian penuh empati. Hijau bukan sekadar harmoni, melainkan harapan yang lahir dari pengorbanan.
Dengan 25 tuntutan yang jelas, gerakan ini menandai babak baru perlawanan sipil di Indonesia. Dari jalanan hingga linimasa, dari orasi hingga foto profil, rakyat kini bersatu dalam bahasa pink dan hijau, menuntut keadilan, transparansi, dan reformasi nyata.