Keresahan yang Menggebu
Musisi Kunto Aji baru-baru ini menanggapi dinamika politik yang memicu aksi demonstrasi di berbagai daerah. Ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kunto Aji berpendapat bahwa keresahan publik telah terpendam terlalu lama dan akhirnya meledak dalam bentuk aksi turun ke jalan. “Keresahan ini sudah menggunung, dan kita semua sudah merasakannya,” ujarnya.
Kunto menyoroti bagaimana selama bertahun-tahun, pejabat publik bisa berbicara tanpa konsekuensi, seolah-olah tidak ada yang bisa dilakukan oleh masyarakat. “Itu adalah gestur yang kita alami bertahun-tahun, jadi meledaklah pada tanggal 25 kemarin,” tambahnya, merujuk pada gelombang demonstrasi yang terjadi.
Dia juga mengungkapkan keprihatinan terhadap beberapa anggota DPR yang dinonaktifkan, termasuk dari kalangan artis. “Sudah jadi anggota dewan ya harus siap dengan konsekuensi dari tindakan yang diambil,” tegasnya, menekankan bahwa status publik figur tidak bisa menjadi alasan untuk menghindari tanggung jawab.
Dorongan untuk Musisi Bersuara
Kunto Aji juga menyoroti rekan-rekan musisi yang masih enggan bersuara mengenai situasi politik saat ini. Menurutnya, sebagai seniman, mereka seharusnya memiliki kompas moral yang mendorong untuk menyuarakan keresahan publik. “Ada beberapa yang masih takut, padahal kita tidak akan kehilangan pekerjaan atau pendengar,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa pemerintahan selalu silih berganti, dan tidak ada alasan bagi musisi untuk merasa tertekan dalam mengekspresikan pendapat mereka. Kunto Aji percaya bahwa musisi memiliki tanggung jawab sosial untuk berbicara tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat.
“Publik figur, terutama di kesenian, seharusnya memiliki moral kompas. Masa sih itu tidak tergerak?” ungkapnya, mengajak rekan-rekannya untuk lebih aktif dalam menyuarakan pendapat.
Rencana Aksi di Masa Depan
Terkait rencana aksi lanjutan, Kunto Aji tidak menutup kemungkinan untuk kembali turun ke jalan. Namun, ia menegaskan bahwa setiap langkah harus diukur dengan situasi di lapangan. “Aku ingin turun, tetapi harus selalu update kondisi di lapangan,” katanya.
Ia menambahkan, “Kita ingin menyuarakan, tapi harus terukur. Jika situasinya memungkinkan, sangat mungkin untuk kembali turun.” Kunto Aji menegaskan bahwa partisipasi dalam demonstrasi bukan hanya tentang keberanian, tetapi juga tentang strategi yang tepat.
Sejak 25 Agustus 2025, ribuan mahasiswa dan warga di berbagai kota telah melakukan demonstrasi menolak isu tunjangan DPR yang disebutkan akan naik. Kunto Aji berharap agar suara masyarakat dapat terdengar dan diperhatikan oleh para pemimpin.