banner 728x250
Berita  

Kontroversi Perpisahan Siswa di Tempat Hiburan: DPRD Kalsel Desak Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk Dicopot

banner 120x600
banner 468x60

Insiden yang Menghebohkan

Pada 20 Mei 2025, DPRD Kalimantan Selatan mengeluarkan desakan untuk mencopot Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina, setelah sekolah tersebut menggelar acara perpisahan siswa di tempat yang dianggap tidak layak, yaitu Hexagon Banjarmasin, sebuah tempat hiburan malam. Desakan ini mencuat setelah banyak orang tua dan masyarakat yang merasa kecewa dengan keputusan pihak sekolah yang dinilai melanggar norma dan etika pendidikan.

Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, Jihan Hanifha, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan yang diambil oleh kepala sekolah. “Kami sangat menyayangkan tindakan ini. Sebagai institusi pendidikan, seharusnya sekolah menjauhkan siswa dari pergaulan yang negatif,” tegasnya saat konferensi pers di gedung DPRD Kalsel.

banner 325x300

Protes dari Orang Tua

Kekecewaan ini tidak hanya datang dari pihak DPRD, tetapi juga dari banyak orang tua siswa yang merasa bahwa keputusan tersebut mencoreng citra sekolah. Salah satu orang tua, Budi, mengungkapkan rasa sakit hatinya. “Kami menyekolahkan anak-anak agar mereka mendapatkan pendidikan yang baik, bukan justru dibawa ke tempat seperti itu,” ujarnya.

Budi juga menekankan bahwa seharusnya sekolah menjadi tempat yang aman dan mendidik, bukan sebaliknya. “Anak-anak kami seharusnya dijauhkan dari pengaruh buruk. Kami berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang,” tambahnya.

Tindakan Pihak Sekolah

Sebelumnya, Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina, telah dipanggil oleh DPRD Kalsel untuk memberikan klarifikasi mengenai acara tersebut. Dalam pertemuan tersebut, Elly mengaku tidak menyadari bahwa lokasi perpisahan yang dipilihnya adalah tempat hiburan malam. “Saya kira itu adalah cafe biasa, bukan tempat hiburan malam,” jelasnya.

Elly juga menyatakan bahwa pihak sekolah telah mengikuti prosedur yang ada, tetapi mengakui bahwa ada kesalahan dalam memilih lokasi. “Kami tidak bermaksud buruk. Ini adalah kesalahan yang tidak seharusnya terjadi,” jelasnya.

Desakan untuk Tindakan Tegas

Dalam pertemuan tersebut, Jihan Hanifha menegaskan bahwa sanksi administratif saja tidak cukup untuk kasus ini. “Kami khawatir jika tidak ada tindakan tegas, kejadian serupa bisa terulang di sekolah lain,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya penegakan aturan yang ada agar semua sekolah mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan.

“Jika tidak ada sanksi berat, termasuk pencopotan, maka ini bisa menjadi preseden buruk bagi sekolah lain,” lanjut Jihan. Ia juga menyatakan bahwa pihak sekolah harus siap menerima konsekuensi dari tindakan yang telah diambil.

Tanggapan Dinas Pendidikan

Menanggapi kontroversi ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan memberikan teguran kepada pihak SMAN 1 Sungai Tabuk. Sekretaris Disdikbud Kalsel, Hadeli Rosyaidi, mengkonfirmasi bahwa kepala sekolah telah dipanggil untuk memberikan klarifikasi mengenai insiden tersebut. “Kepala sekolah sudah datang dan menghadap Plt Kepala Bidang SMA,” ujarnya.

Namun, Hadeli menjelaskan bahwa pihaknya belum mengetahui tindakan lebih lanjut yang akan diambil terhadap kepala sekolah. “Kami masih melakukan evaluasi dan akan mengambil langkah sesuai dengan hasil klarifikasi,” tambahnya.

Dampak Terhadap Citra Sekolah

Kejadian ini tentu saja memberikan dampak negatif terhadap citra SMAN 1 Sungai Tabuk. Banyak orang tua yang kini meragukan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah tersebut. “Kami ingin sekolah yang memiliki nilai-nilai dan norma yang baik. Ini menjadi pertimbangan kami untuk anak-anak kami ke depan,” ungkap salah satu orang tua.

Hal ini juga menjadi perhatian bagi calon siswa baru yang ingin mendaftar di sekolah tersebut. Mereka mungkin akan mempertimbangkan kembali pilihan mereka setelah mendengar berita ini. “Kami ingin anak-anak kami bersekolah di tempat yang baik dan mendidik,” kata seorang ibu yang sedang mencari informasi mengenai sekolah untuk anaknya.

Harapan untuk Perbaikan

DPRD Kalsel berharap insiden ini bisa menjadi pelajaran bagi semua sekolah di wilayah tersebut. “Kami ingin semua sekolah mematuhi aturan yang ada dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” tegas Jihan. Ia menyatakan bahwa penting untuk menjaga integritas pendidikan dan menjauhkan siswa dari pengaruh negatif.

Pihak sekolah juga diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam merencanakan acara-acara yang melibatkan siswa. “Kami ingin agar semua kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dapat mendidik dan tidak merugikan siswa,” ujarnya.

Komitmen untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Dengan adanya insiden ini, diharapkan semua pihak dapat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Selatan. Dinas Pendidikan diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada sekolah mengenai norma dan etika yang harus dipegang.

“Pendidikan adalah investasi masa depan. Kami ingin memastikan bahwa generasi muda kita mendapatkan pendidikan yang baik dan tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif,” pungkas Jihan.

Kesimpulan

Kontroversi perpisahan siswa di tempat hiburan malam ini menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Dengan desakan pencopotan kepala sekolah, diharapkan ada tindakan tegas yang diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Semua pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan pemerintah, memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pendidikan di Kalimantan Selatan berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang baik.

Kejadian ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga integritas dan norma dalam pendidikan. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendidik bagi generasi mendatang.

banner 325x300