Sorotan Publik terhadap Gaya Dakwah
Gus Iqdam, seorang pendakwah muda yang dikenal inovatif, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah pengajiannya dibuka dengan musik DJ. Pembukaan acara yang tidak lazim ini menimbulkan berbagai reaksi, terutama dari kalangan yang merasa tindakan tersebut kurang pantas untuk sebuah pengajian. Dalam podcast Monggo Pinarak, host Denny Caknan menanyakan langsung kepada Gus Iqdam tentang isu tersebut.
Denny bertanya, “Gus, dulu pengajian Gus Iqdam openingnya pakai DJ?” Co-host Dono Pradana menambahkan bahwa banyak orang yang menganggap pendekatan ini tidak sesuai dengan acara keagamaan. Namun, Gus Iqdam memberikan klarifikasi yang menarik mengenai hal ini.
Dalam penjelasannya, Gus Iqdam mengungkapkan bahwa penggunaan musik DJ bukanlah bagian dari acara inti melainkan hanya sebagai bumper atau pembuka sebelum acara dimulai. “Itu bukan waktu saya sudah di panggung, bukan,” tegasnya, menjelaskan bahwa pilihan tersebut berfungsi untuk menciptakan suasana yang lebih akrab.
Mengapa Memilih Musik DJ?
Gus Iqdam menjelaskan bahwa ide untuk membuka pengajian dengan musik DJ muncul karena audiens yang hadir saat itu didominasi oleh anak-anak muda yang akrab dengan dunia malam. “Karena saking banyaknya, kan sampai sekitar 200 atau 300 orang, mereka ya seperti itu semua,” ujarnya. Dengan memahami latar belakang jemaah, ia berusaha menjadikan pengajiannya lebih menarik.
Menurutnya, menggunakan musik yang familiar di telinga mereka adalah salah satu cara untuk menarik minat dan membuat mereka merasa nyaman sebelum menerima materi pengajian. “Akhirnya, gimana ya, pengajian ini biar lebih menarik,” lanjut Gus Iqdam, menunjukkan bahwa dia ingin menjembatani dunia remaja dan agama.
Setelah para jemaah berkumpul, musik tersebut dihentikan dan diganti dengan hadrah sebelum pengajian inti dimulai. Pendekatan unik ini ternyata sering digunakannya karena ia yakin berhasil merangkul kalangan yang sebelumnya jauh dari sentuhan agama.
Peningkatan Jumlah Jemaah
Gus Iqdam juga mengklaim bahwa jumlah jemaahnya kini mencapai puluhan ribu orang dari berbagai penjuru daerah. Meskipun ada kritik, pendekatannya terbukti efektif dalam menarik perhatian generasi muda. “Tujuan saya adalah merangkul semua kalangan, terutama generasi muda,” ujarnya.
Dengan menggabungkan elemen modern ke dalam dakwah, Gus Iqdam berharap untuk menciptakan pengajian yang lebih menarik dan relevan. “Saya ingin menjadikan pengajian ini tidak hanya sekadar acara, tetapi juga ruang bagi diskusi dan pertukaran pemikiran,” tambahnya.
Gus Iqdam percaya bahwa dengan cara seperti ini, dia bisa membantu lebih banyak orang untuk mendekatkan diri kepada agama. Pendekatan ini menunjukkan bahwa inovasi dalam dakwah bisa menjadi kunci untuk menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda.