Banda Aceh – Kejadian luar biasa terjadi di Pengadilan Negeri Banda Aceh ketika Herman, seorang terdakwa kasus narkoba, berhasil melarikan diri setelah mendobrak pintu sel tahanan. Herman, yang telah divonis tujuh tahun penjara, melakukan aksinya saat menunggu dijemput untuk kembali ke penjara. Kejadian ini mengundang perhatian luas dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Penangkapan Herman kembali terjadi pada 13 Desember 2024, setelah Kejaksaan Negeri Banda Aceh meminta bantuan dari Satuan Brimob Polda Aceh. Tim yang dibentuk terdiri dari delapan anggota, dan mereka mulai mencari informasi mengenai keberadaan Herman. Suhendri, Kepala Kejaksaan Negeri, menjelaskan bahwa tim intelijen bekerja keras untuk melacak lokasi persembunyian Herman.
“Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, kami mendapatkan informasi bahwa Herman berada di rumah saudaranya di Desa Birem Puntong. Kami langsung bergerak ke sana untuk melakukan penyergapan,” kata Suhendri. Saat ditangkap, Herman ditemukan bersama anak, istri, dan orang tuanya. “Dia tampak syok dan tidak melawan sama sekali,” tambah Suhendri.
Setelah penangkapan, Herman langsung dibawa ke Banda Aceh untuk proses hukum lebih lanjut. Humas Pengadilan Negeri, Jamaluddin, menyoroti pentingnya evaluasi sistem keamanan di pengadilan. “Insiden ini menunjukkan bahwa ada masalah di dalam sistem kami. Kami perlu memastikan bahwa hal serupa tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Kejadian ini juga mengungkapkan betapa seriusnya masalah narkoba di wilayah tersebut. Herman sebelumnya ditangkap dengan barang bukti yang signifikan, termasuk total 15,5 gram sabu. “Kami berharap hukum bisa ditegakkan dengan tegas untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut,” ujar Suhendri.
Masyarakat setempat merasa lebih tenang setelah penangkapan ini. “Kami ingin merasa aman dan tidak terganggu oleh orang-orang yang melanggar hukum,” kata seorang warga. Dengan penangkapan Herman, pihak berwenang diharapkan untuk lebih aktif dalam menangani masalah narkoba dan meningkatkan keamanan di lingkungan masyarakat.
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya sistem peradilan yang kuat. “Kami berharap ke depannya akan ada langkah-langkah konkret untuk memperbaiki sistem dan mencegah pelarian di masa mendatang,” tutup seorang analis hukum dengan harapan optimis.