Bitcoin Melejit ke Rp 1,7 Miliar: Arah Baru atau Cermin Lama?

Bitcoin Kembali Tembus Rp 1,7 Miliar: Efek Domino Trump, Xi Jinping, dan Sentimen Global

Bayangkan sebuah malam di bulan Mei. Di balik layar-layar LED raksasa bursa kripto dunia, satu angka terus berkedip: 103.239 dollar AS. Bitcoin, si mata uang digital yang sempat terpuruk ke $75.000, kini kembali naik tahta. Dari ruang dagang New York, London, hingga Jakarta, desisnya terdengar: “Bitcoin tembus Rp 1,7 miliar per keping!”

Tapi pertanyaan diam-diam berbisik di benak para investor: Apakah ini pemulihan sesungguhnya, atau sekadar efek domino dari manuver politik?

Satu Pernyataan Trump, Satu Lonjakan Pasar

Di Rose Garden, Gedung Putih, Presiden Donald Trump berdiri dengan daftar negara dan tarif di tangannya. Di depan media, ia menyebut kesepakatan dagang baru dengan Inggris. Tak sampai di situ — Trump juga menjanjikan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Jenewa.

Seketika, pasar menyala. Bitcoin melompat 5% hanya dalam 24 jam. Ethereum bahkan melesat 13%. Solana ikut berpesta dengan kenaikan 10%, dan XRP tak mau ketinggalan, menguat 6%.

“Kita tidak sedang bicara soal kripto semata,” ujar seorang trader di Wall Street. “Kita sedang menyaksikan aset digital merespons geopolitik seperti emas dan minyak.”

Dari Tarif Panik ke Harapan Baru

Padahal, baru sebulan lalu, dunia kripto sempat limbung. Trump meluncurkan apa yang disebut media sebagai “Tarif Trump” — tarif impor resiprokal yang memukul banyak negara. China dikenai 34%, Indonesia 32%, Jepang 24%.

Pasar menjerit. Indeks saham S&P 500 amblas 12%. Bitcoin ikut merosot 11%, jatuh bebas ke titik terendah tahunan $75.000 pada 8 April.

Namun, pada akhir April, Trump tiba-tiba memberi napas: penundaan 90 hari untuk sebagian tarif, kecuali untuk China. Inilah yang disebut analis sebagai “jeda strategis” — cukup untuk menahan kepanikan, cukup untuk memberi investor alasan untuk kembali masuk ke pasar.

Dan mereka masuk.

Bukan Hanya Soal Angka

Kenaikan ke atas 100.000 dollar AS bukan hanya kemenangan angka, tapi juga kemenangan psikologis. Level ini menjadi penanda: Bitcoin bukan lagi mainan spekulatif, tapi alat ukur rasa percaya terhadap masa depan global.

Investor melihat lebih dari sekadar grafik. Mereka membaca niat politik, diplomasi internasional, dan narasi besar soal kekuasaan ekonomi global. Dan setiap kalimat yang keluar dari mulut Trump atau Xi Jinping kini bisa menambah atau menghapus miliaran dolar dari kapitalisasi pasar.

Indonesia dan Sinyal Kripto

Di Indonesia, para investor ritel mulai kembali mengaktifkan akun bursa kripto mereka. Setelah sempat wait-and-see karena penurunan tajam, lonjakan terbaru ini menciptakan gelombang FOMO kecil.

Namun para pendidik keuangan digital memperingatkan: pasar saat ini belum stabil. Bitcoin bisa jadi baru naik ke permukaan ombak sebelum badai berikutnya.


Akankah Bitcoin Menembus Langit?

Jika pertemuan Trump–Xi di Jenewa benar-benar menghasilkan kesepakatan besar, analis memperkirakan harga Bitcoin bisa mencetak rekor baru — bahkan berpotensi menyentuh $120.000 dalam beberapa minggu.

Namun jika negosiasi gagal, atau muncul kembali friksi geopolitik, koreksi tajam sangat mungkin terjadi. Dunia kripto, seperti biasa, menari di atas ketidakpastian.

Bitcoin sedang berada di simpang jalan. Dan kita semua — dari investor ritel hingga pengelola dana triliunan — sedang menunggu arah angin berikutnya.

Exit mobile version